Sabtu, 22 September 2012

saarapannn sexx sebelum brangkatt

Tidurku yang tak nyaman karena dilanda mimpiburuk, terasa makin taknyaman karena nafasku tibatiba terasa sesak, dan tubuhkuseperti terhimpit sesuatu.Rasanya aku tidak mengidap penyakit asma. Namunselangkanganku terasa enakdan nikmat, seperti ada penisyang mengaduk vaginaku.Belum lagi rasanyapayudaraku diremas lembut, membuatku perlahan tersadardari tidurku, untuk...
kemudianmendapati ternyata Joni yangmembuatku terbangundengan menyetubuhiku. Akuyang masih belum sadar betul, terkejut melihatnya ada dikamarku, apalagi sedangmenyetubuhiku, membuatkumenjerit ketakutan danmendorongnya, namun iaterlalu berat buat cewek mungil sepertiku. “Lho Non Eliza, katanya mulaikemarin saya bolehmenikmati Non?” tanya Jonimemprotesku. Aku langsungsadar, teringat kemarinmemang aku menjanjikan hal ini. “Tapi bukan gini caranyaWan! Masa aku lagi tidurkamu ajak beginian. Nggaksopan tahu! Lagian aku tadimasih belum sadar benar,bangun bangun ada orang lain di kamarku, kukira akusedang diperkosa rampoktau!”, kataku ketus. Sedikitjual mahal boleh dong?Mendengar omelanku, Joniterdiam. Tapi penisnya yang menancap di vaginaku tidakmengendur sedikitpun. Akumenghela nafas panjang, laluberkata “Ya sudah, cepatlanjutkan. Mana kamu ini lamalagi kalau main. Oh tunggu!!”, tiba tiba aku teringat danmenurunkan volume suaraku,“Gila kamu ya Wan, kakakkumana??”. Joni cengengesandan berkata, “tenang Non, liatini jam berapa? Kakak non sudah pergi setengah jamyang lalu kok. Dan saya sudahtidak tahan untuk bermainlagi dengan non nih”. Oh.. akusedikit lega, dan melihat jam,yang ternyata sudah jam 08:15 pagi. “Lalu, sejak jamberapa kamu nggghh… ”belum selesai aku bertanya,Joni sudah mulaimenggenjotku dengan taksabar, hingga aku melenguh, keenakan. “Oh..Wan… kamu…”, desahkunikmat. Joni tersenyumpenuh kemenangan,membuatku sedikit jengkeljuga, tapi hanya sebentar,karena rasa nikmat langsung melandaku ketika Jonimengulangi gayanya kemarin,ia memeluk pinggangku, danmenarikku berdiri. Penis yangamat kokoh itu langsungterbenam begitu dalam, membuatku melenguhlenguh. Bukan hanya karenatakut, tapi juga tak inginpenis itu lepas dari vaginaku,membuatku tanpa sadarkembali melingkarkan kakiku ke pinggangnya. Rasanyatusukan penis itu semakindalam, dan aku yang sudahmelingkarkan tanganku kelehernya supaya tubuhkutidak terjatuh ke belakang, memagut bibirnya penuhnafsu tak perduli denganwajahnya yang amburadul.Terakhir aku minum obat antihamil adalah ketika akudigangbang di ruang UKS 2 hari yang lalu, tapi aku takkuatir hamil, sebab kini akusedang bukan dalam masasubur. Aku sudah tak lagipunya niat untuk jual mahal,karena rasa nikmat yang sudah menjalar ke seluruhtubuhku benar benarmenghancurkan akal sehatku.Joni terus memompavaginaku sambil berjalan,rasanya nikmat sekali. Aku heran dan menduga duga kemana ia mau membawaku,sambil mulai memperhatikankeadaanku. Bajuku masihmelekat, walaupun tanpa bra.Aku memang tak pernah tidur dengan memakai bra.Tapi celana panjangku dancelana dalamku tidak ada, dansempat aku melihat dari pintukamarku ketika Jonimembawa tubuhku keluar, kutemukan kedua benda itutergeletak di lantai kamarku.Kini Joni menuruni tangga,rupanya hendak mengajakrekannya kemarin untukbersama sama menikmati tubuhku. Gawat juga nih. Kalau tiappagi sarapan sex seperti ini,bagaimana aku konsentrasi disekolah? Tapi aku tak kuasamenolak kenikmatan ini, danpasrah saja mengikuti kemauan Joni. Setiaplangkahnya di tanggamembuat penisnya memompavaginaku, dan aku orgasmeringan hingga cairan cintakumengalir semakin banyak, seharusnya membasahi pahaJoni, yang terlihat senangsenang saja. Akhirnya iamembawaku ke kamar tidurpembantu laki laki dirumahku, dimana pak Arifin dan Suwito sudah menunggu.Dengan nafas tersengal sengalkarena sodokan Joni yangsemakin gencar, aku yangmenyadari akan segeradigangbang lagi, mencoba mengingatkan merekadengan terputus putusbercampur desahan danlenguhan, “kalian… harusinghh… ingat… yaaah….ngggh…. aku nantiiii…. harus… sekolah….”. Mereka tertawa,dan Suwito berkata, “Tenangnon Eliza, cuma satu rondekok. Kami kan juga haruskerja membersihkan bagianluar rumah Non…”. Suwito membelai pantatku danmelanjutkan “aduh non, kalaubegini non cantik banget lhonon, mana ada bintang filmporno yang secantik nona kitaini ya?”. Pak Arifin menyibakkan rambutku yangterurai ke belakang telingakudan menimpali, “Kita ini benarbenar beruntung bisa kerja disini. Di mana lagi kita dapatmenikmati nona amoy secantik non Eliza ini..seterusnya lagi. Non Elizasendiri kan yang minta? Kalaubegini mah, bayaran gak naikjuga kita betah lho Non kerjasampai tua di sini”. Mereka tertawa senangsementara aku yang antaramalu bercampur terangsang,tak bisa menanggapi gurauanmereka, karena Joni sudahmelanjutkan pompaan penisnya yang sekerasbatangan besi itu, membuatkumenggeliat dan melenguhdalam pelukannya. “Nggggh..Waaan….aduuuh….emmpph”,Joni memagutku dengan buas, hingga aku tak bisa lagi bebasmelenguh. Yang lain sabarmenanti gilirannya dengancaranya masing masing,Suwito membelai danmeremas pantat dan payudaraku, sementara pakArifin membelai belairambutku yang panjangsampai sepunggung ini, sambilmenghirup bau harumrambutku. Dengan tubuh yang dirangsang 3 orangsekaligus seperti ini, membuatorgasme demi orgasmemeluluh lantakkan tubuhku,sampai akhirnya datanglahsaat saat yang paling nikmat itu, aku kembalimendapatkan multi orgasme.“Mmmmmph… hnngggh..oooohhhh… aaa….duuuuuh….”erangku saat tubuhkuterlonjak lonjak tak karuan, cairan cintaku membanjir danmembanjir. Betisku melejanglejang, pinggangku tertekukke belakang ketika akumenikmati orgasmekudengan total. Tubuhku pasti sudah jatuh kalau tak ditahanSuwito dan pak Arifin, yangmemanfaatkan kesempatanitu untuk menyusu padapayudaraku sambil meremasremas dengan gemas, membuat orgasmeku yangsusul menyusul ini makinterasa nikmat. Dentanggrandfather clock dari dalamruang tamu di rumahkumenunjukkan sekarang ini adalah jam 09:00! Oh… entahlah, mungkin sudahsejam kali aku digenjot Joni,kalau ditambah denganwaktu aku masih tertidur. Iamemang perkasa untukurusan sex, membuatku semakin kagum padanya.Beberapa menit setelah akuorgasme, Joni tak tahan lagi.“Oooh… memeknya non Elizaini…. rasanya kontolku kayakdiurut urut… sudah 3 menit… aaah… “, erangnya sambilmenembakkan spermanya didalam liang vaginaku. Akumemejamkan mata inginmenikmati sepuas puasnyarasa hangat yang memenuhi relung relung vaginaku.Kurasakan tubuhkudibaringkan di salah saturanjang mereka, dan penisJoni sudah terlepas darivaginaku. Aku membuka mataku, untuk melihat giliransiapa berikutnya. Sedikit bedadari kemarin, sekaranggilirannya Suwito, yang sudahmengambil posisi diselangkanganku, dan segera membenamkan penisnya kedalam vaginaku yang masihsangat basah oleh cairancintaku dan sperma Joni.Akuhanya bisa menggeliat pasrahdibawah tindihan Suwito, yang dengan penuh semangatmenggenjotku sepuaspuasnya. Pak Arifin masihmemainkan rambutku, yangmenurutnya sangat indah.Tiba tiba aku teringat penis Joni yang pasti masihbelepotan sperma yangbercampur cairan cintaku.Entah apa yangmendorongku, tapi akuhampir tak bisa mempercayai bahwa itu adalah suarakusendiri ketika aku memanggilJoni, “Wan, sini aku oralinbentar”. Joni yang sedang duduk dilantai beristirahat, tentu sajatak perlu kuminta dua kali, iasegera bangkit mendekatikudan menyodorkan penisnyauntuk kuoral, dan tanpa malu malu aku memegang penisyang sudah mengendur itu,kukulum kulum dankuseruput hingga pipikuterlihat kempot, sampai takada sperma yang tersisa, sementara Joni melenguhlenguh keenakan. Benar benaredan! Bagaimana mungkinaku bisa seliar ini? Bahkan akumerasa sperma itu begituenak dan gurih, apakah ini karena aku mulai ketagihanminum sperma? Mungkin saja,karena kini aku sudah taksabar lagi menunggu Suwitoorgasme, karena aku inginsegera menjilati dan menyedot sperma lagi. Makasetelah penis Joni selesaikuoral sampai bersih, akusegera menggerakkanpinggulku menyambuttusukan demi tusukan Suwito, dan benar saja, taksampai 10 menit Suwito sudahmenggeram. Ingin akumemintanya keluar dimulutku, namun aku takutdianggap tidak adil karena tadi Joni sudah keluar didalam. Maka aku diam saja,membiarkan Suwitomemuaskan hasratnya untukmenyemprotkan spermanyadalam liang vaginaku. Setelah kurasakan tak ada semprotanlagi, aku segera mendorongtubuhnya sampai penisnyaterlepas dari jepitan liangvaginaku, dan buru buru akuberkata, ”To, cepat sini…”. Suwito pun segeramenghampiriku,membenamkan penisnya kemulutku, dan aku segeramenyedot nyedot denganmemejamkan mataku, merasakan tetes demi tetessperma yang teroleskan dilidahku. Rasanya nikmatsekali, asin dan begitu gurih. Pak Arifin yang sempat takkulihat batang hidungnya,kulihat kembali, sambilmembawa sebuah sendok tehdan piring kecil. Aku takterlalu memperdulikan hal itu, dan terus mengulum penisSuwito. Tiba tiba, akumelepaskan kulumanku,sambil melenguh pelan karenamerasakan nikmat padaselangkanganku. Tak apa apa, toh penis Suwito sudah bersih.Tapi bukan itu yang haruskupikirkan, maka aku melihatada apa denganselangkanganku. Ternyatapak Arifin sedang menyendoki lelehan spermayang bercampur cairan cintayang mengalir keluar darivaginaku, dan ditadahidengan piring kecil tadi. Akuhanya diam menahan nikmat, ketika sendok kecil itumengorek ngorek vaginakudengan lembut, seolahmenyendoki cairan cintakudan sperma sperma dari Jonidan Suwito. Setelah cukup lama, mungkin setelahvaginaku sudah tak terlalubecek lagi, pak Arifin berkata,“Non Eliza, non suka peju ya?Saya suapin peju mau ya?”.Aku dengan sedikit malu, mengangguk pelan, dan pakArifin mulai menyuapikudengan lembut sepertimenyuapi anaknya yangsedang sakit. Kembali akumerasakan sperma yang bercampur cairan cinta.Suapan demi suapan cairanyang gurih dan nikmat inimembuat aku tak begitu laparlagi meskipun aku ingat akubelum makan pagi. Setelah jatahku habis, pak Arifinmulai bersiap menggenjotku,sambil bertanya, “Non Eliza,non mau nggak kalau nantisaya mengeluarkan pejudalam mulut non?”. Aku mengangguk senang,kemudian melebarkanselangkanganku selebarlebarnya, karena aku ingatpenis pak Arifin ini berukuranraksasa. Kurasakan penis itu sudah mulai melesak sedikit,dan gairahku langsung naikcepat. Apalagi Joni danSuwito ikut menyusu padapayudaraku dengan remasanremasan kecil. “Aduh… oooh…”, erangkuantara sakit dan nikmat. Tetapsaja ada rasa sakit yangmelanda vaginaku, karenaukuran penis pak Arifinsangat besar. Tapi kini aku bisa lebih cepat beradaptasi,dan mulai mengimbangigenjotan sopirku ini. setelahrasa sakit itu lenyap, akumulai mendesah danmelenguh keenakan. Penis itu seolah menancap begitu erat,sehingga ketika pak Arifinmenarik penisnya, seolahvaginaku yang menjepitpenisnya ikut tertarik, dantubuhku terangkat sedikit. Namun ketika penis itumenghunjam, rasanyavaginaku serasa sedangdimasuki daging keras yangbesar hingga sesak sekali. Taksekeras punya Joni memang, tapi masih keras untukukuran orang seumur pakArifin. Dan cukup keras untukmembuat aku serasamelayang ke awang awing.Rasa nikmat ini akhirnya membuat aku orgasme,kembali kakiku melejanglejang membuat jepitanvaginaku pada penis pakArifin makin erat, dan inimembuat pak Arifin kelabakan, penisnya berkedutkedut. Ia segera menarikpenisnya lepas dari vaginakudengan tergesa gesa, dansegera membenamkanpenisnya dalam mulutku. Segera semprotan spermanyayang juga terasa asin dangurih, membasahikerongkonganku. Aku terusmelahap sperma itu, menjilatidan mengulum penis itu hingga bersih. Aku sudah takmerasa lapar lagi setelahsarapan sperma dan cairancintaku sendiri. Merekabertiga akhirnya dudukmengatur nafas mereka yang masih memburu. Joni yangpaling duluan pulih, namunsesuai janji mereka, ini hanyasatu ronde. Tiba tiba Sulikahdatang terburu buru sambilmembawa celana dalam dan celana panjang satin pasanganbaju tidurku. “Non, kakaknyanon sudah pulang. Cepetannon, pakai ini dan kembali kekamar non”, seru Sulikah agakpanik. Aku juga ikut panik, segera memakai celana dalamdan celana panjang ini,kemudian berlari kembali kekamarku. Yang lain jugasegera memakai bajunyamasing masing, kemudian segera keluar dari kamartempat kami pesta sexbarusan, seolah olah sedangbekerja seperti biasa. Untung Sulikah memberitahutepat pada waktunya, akusudah di dalam ruang makanketika kudengar deru mesinmobil kokokku di garasi.Rupanya dosen yang mengajar mata kuliahnya pagiini tidak datang. Aku naiktangga dengan jantungberdegup kencang, akhirnyasampai juga aku ke dalamkamarku yang kulihat sudah rapi, pasti Sulikah yangmerapikan. Sempat kulihatjam, ternyata sudah jam 09:30.Dan aku segera masuk kekamar mandi, membersihkantubuhku dari keringatku dan keringat 3 orang tadi, jugavaginaku kucuci bersih,hingga terasa kesat. Mungkinkarena cuma 1 ronde,tubuhku tak terlalu lelah.Selesai mandi, aku mengeringkan tubuhkusambil memastikan tak adatanda tanda aku baru sajabermain sex dengan mereka.Lalu aku memakai baju santai,dan turun ke ruang makan. Di sana sudah menunggukokoku, yang membawakanaku nasi campur di dekatsekolahnya, kesukaanku. Yah,kebetulan deh. Aku kanbelum makan pagi, cuma sarapan sperma dari merekabertiga tadi. Aku memelukkokoku senang, dan berkata,“thank you ya kokoku yangbaik”. Kokoku tertawa danmenggodaku, “Iya me. Tapi baik kalau bawain makananaja ya? Kalau nggak jadinggak baik?”. Aku memukullengannya manja, lalu kamimakan bersama. Kami ngobrolkesana kemari, dan tak terasa akhirnya selesai juga kamimakan. Kokoku kembali kekamarnya, mungkin mainkomputer. Aku juga kembalike kamarku, mempersiapkandiri ke sekolah. Sekarangsudah jam 10, aku biasanya berangkat jam 11:30. masihada satu setengah jam lagi,aku menyiapkan seragamku,putih abu abu. Juga tassekolahku, yang membuatkuteringat tentang obat perangsang itu. Lalu akumenyisir rambutku rapi, danduduk manis di ranjangku.Sambil menunggu, akumenelepon temanku, dankami ngobrol sampai tak terasa sudah waktunya akuharus berangkat. Setelahberpamitan, aku mengenakanseragam sekolahku, laluberpamitan pada kokoku, danturun ke garasi. Seperti biasanya, pak Arifinmenawarkan diri untukmengantarku, tapi kutolakhalus karena aku inginmenyetir mobil sendiri. Dalamperjalanan, aku mengingat ingat kejadian pagi ini, danmembayangkan besok akuharus melayani merekabertiga lagi karena kokokukuliah pagi sampai siang.Hmm, sarapan sex tiap pagi sebelum ke sekolah? akumenggelengkan kepala takhabis pikir, bisa bisanya adapembantu plus sopir yangmemakai tubuh anakmajikannya. Entahlah, yang lebih gila lagi, anakmajikannya ini tak merasakeberatan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar