kemudianmendapati ternyata Joni yangmembuatku terbangundengan
menyetubuhiku. Akuyang masih belum sadar betul, terkejut melihatnya ada
dikamarku, apalagi sedangmenyetubuhiku, membuatkumenjerit ketakutan
danmendorongnya, namun iaterlalu berat buat cewek mungil sepertiku. “Lho
Non Eliza, katanya mulaikemarin saya bolehmenikmati Non?” tanya
Jonimemprotesku. Aku langsungsadar, teringat kemarinmemang aku
menjanjikan hal ini. “Tapi bukan gini caranyaWan! Masa aku lagi
tidurkamu ajak beginian. Nggaksopan tahu! Lagian aku tadimasih belum
sadar benar,bangun bangun ada orang lain di kamarku, kukira akusedang
diperkosa rampoktau!”, kataku ketus. Sedikitjual mahal boleh
dong?Mendengar omelanku, Joniterdiam. Tapi penisnya yang menancap di
vaginaku tidakmengendur sedikitpun. Akumenghela nafas panjang,
laluberkata “Ya sudah, cepatlanjutkan. Mana kamu ini lamalagi kalau
main. Oh tunggu!!”, tiba tiba aku teringat danmenurunkan volume
suaraku,“Gila kamu ya Wan, kakakkumana??”. Joni cengengesandan berkata,
“tenang Non, liatini jam berapa? Kakak non sudah pergi setengah jamyang
lalu kok. Dan saya sudahtidak tahan untuk bermainlagi dengan non nih”.
Oh.. akusedikit lega, dan melihat jam,yang ternyata sudah jam 08:15
pagi. “Lalu, sejak jamberapa kamu nggghh… ”belum selesai aku
bertanya,Joni sudah mulaimenggenjotku dengan taksabar, hingga aku
melenguh, keenakan. “Oh..Wan… kamu…”, desahkunikmat. Joni tersenyumpenuh
kemenangan,membuatku sedikit jengkeljuga, tapi hanya sebentar,karena
rasa nikmat langsung melandaku ketika Jonimengulangi gayanya kemarin,ia
memeluk pinggangku, danmenarikku berdiri. Penis yangamat kokoh itu
langsungterbenam begitu dalam, membuatku melenguhlenguh. Bukan hanya
karenatakut, tapi juga tak inginpenis itu lepas dari vaginaku,membuatku
tanpa sadarkembali melingkarkan kakiku ke pinggangnya. Rasanyatusukan
penis itu semakindalam, dan aku yang sudahmelingkarkan tanganku
kelehernya supaya tubuhkutidak terjatuh ke belakang, memagut bibirnya
penuhnafsu tak perduli denganwajahnya yang amburadul.Terakhir aku minum
obat antihamil adalah ketika akudigangbang di ruang UKS 2 hari yang
lalu, tapi aku takkuatir hamil, sebab kini akusedang bukan dalam
masasubur. Aku sudah tak lagipunya niat untuk jual mahal,karena rasa
nikmat yang sudah menjalar ke seluruhtubuhku benar benarmenghancurkan
akal sehatku.Joni terus memompavaginaku sambil berjalan,rasanya nikmat
sekali. Aku heran dan menduga duga kemana ia mau membawaku,sambil mulai
memperhatikankeadaanku. Bajuku masihmelekat, walaupun tanpa bra.Aku
memang tak pernah tidur dengan memakai bra.Tapi celana panjangku
dancelana dalamku tidak ada, dansempat aku melihat dari pintukamarku
ketika Jonimembawa tubuhku keluar, kutemukan kedua benda itutergeletak
di lantai kamarku.Kini Joni menuruni tangga,rupanya hendak
mengajakrekannya kemarin untukbersama sama menikmati tubuhku. Gawat juga
nih. Kalau tiappagi sarapan sex seperti ini,bagaimana aku konsentrasi
disekolah? Tapi aku tak kuasamenolak kenikmatan ini, danpasrah saja
mengikuti kemauan Joni. Setiaplangkahnya di tanggamembuat penisnya
memompavaginaku, dan aku orgasmeringan hingga cairan cintakumengalir
semakin banyak, seharusnya membasahi pahaJoni, yang terlihat
senangsenang saja. Akhirnya iamembawaku ke kamar tidurpembantu laki laki
dirumahku, dimana pak Arifin dan Suwito sudah menunggu.Dengan nafas
tersengal sengalkarena sodokan Joni yangsemakin gencar, aku
yangmenyadari akan segeradigangbang lagi, mencoba mengingatkan
merekadengan terputus putusbercampur desahan danlenguhan, “kalian…
harusinghh… ingat… yaaah….ngggh…. aku nantiiii…. harus… sekolah….”.
Mereka tertawa,dan Suwito berkata, “Tenangnon Eliza, cuma satu rondekok.
Kami kan juga haruskerja membersihkan bagianluar rumah Non…”. Suwito
membelai pantatku danmelanjutkan “aduh non, kalaubegini non cantik
banget lhonon, mana ada bintang filmporno yang secantik nona kitaini
ya?”. Pak Arifin menyibakkan rambutku yangterurai ke belakang
telingakudan menimpali, “Kita ini benarbenar beruntung bisa kerja
disini. Di mana lagi kita dapatmenikmati nona amoy secantik non Eliza
ini..seterusnya lagi. Non Elizasendiri kan yang minta? Kalaubegini mah,
bayaran gak naikjuga kita betah lho Non kerjasampai tua di sini”. Mereka
tertawa senangsementara aku yang antaramalu bercampur terangsang,tak
bisa menanggapi gurauanmereka, karena Joni sudahmelanjutkan pompaan
penisnya yang sekerasbatangan besi itu, membuatkumenggeliat dan
melenguhdalam pelukannya. “Nggggh..Waaan….aduuuh….emmpph ”,Joni
memagutku dengan buas, hingga aku tak bisa lagi bebasmelenguh. Yang
lain sabarmenanti gilirannya dengancaranya masing masing,Suwito membelai
danmeremas pantat dan payudaraku, sementara pakArifin membelai
belairambutku yang panjangsampai sepunggung ini, sambilmenghirup bau
harumrambutku. Dengan tubuh yang dirangsang 3 orangsekaligus seperti
ini, membuatorgasme demi orgasmemeluluh lantakkan tubuhku,sampai
akhirnya datanglahsaat saat yang paling nikmat itu, aku
kembalimendapatkan multi orgasme.“Mmmmmph… hnngggh..oooohhhh…
aaa….duuuuuh….”erangku saat tubuhkuterlonjak lonjak tak karuan, cairan
cintaku membanjir danmembanjir. Betisku melejanglejang, pinggangku
tertekukke belakang ketika akumenikmati orgasmekudengan total. Tubuhku
pasti sudah jatuh kalau tak ditahanSuwito dan pak Arifin,
yangmemanfaatkan kesempatanitu untuk menyusu padapayudaraku sambil
meremasremas dengan gemas, membuat orgasmeku yangsusul menyusul ini
makinterasa nikmat. Dentanggrandfather clock dari dalamruang tamu di
rumahkumenunjukkan sekarang ini adalah jam 09:00! Oh… entahlah, mungkin
sudahsejam kali aku digenjot Joni,kalau ditambah denganwaktu aku masih
tertidur. Iamemang perkasa untukurusan sex, membuatku semakin kagum
padanya.Beberapa menit setelah akuorgasme, Joni tak tahan lagi.“Oooh…
memeknya non Elizaini…. rasanya kontolku kayakdiurut urut… sudah 3
menit… aaah… “, erangnya sambilmenembakkan spermanya didalam liang
vaginaku. Akumemejamkan mata inginmenikmati sepuas puasnyarasa hangat
yang memenuhi relung relung vaginaku.Kurasakan tubuhkudibaringkan di
salah saturanjang mereka, dan penisJoni sudah terlepas darivaginaku. Aku
membuka mataku, untuk melihat giliransiapa berikutnya. Sedikit bedadari
kemarin, sekaranggilirannya Suwito, yang sudahmengambil posisi
diselangkanganku, dan segera membenamkan penisnya kedalam vaginaku yang
masihsangat basah oleh cairancintaku dan sperma Joni.Akuhanya bisa
menggeliat pasrahdibawah tindihan Suwito, yang dengan penuh
semangatmenggenjotku sepuaspuasnya. Pak Arifin masihmemainkan rambutku,
yangmenurutnya sangat indah.Tiba tiba aku teringat penis Joni yang pasti
masihbelepotan sperma yangbercampur cairan cintaku.Entah apa
yangmendorongku, tapi akuhampir tak bisa mempercayai bahwa itu adalah
suarakusendiri ketika aku memanggilJoni, “Wan, sini aku oralinbentar”.
Joni yang sedang duduk dilantai beristirahat, tentu sajatak perlu
kuminta dua kali, iasegera bangkit mendekatikudan menyodorkan
penisnyauntuk kuoral, dan tanpa malu malu aku memegang penisyang sudah
mengendur itu,kukulum kulum dankuseruput hingga pipikuterlihat kempot,
sampai takada sperma yang tersisa, sementara Joni melenguhlenguh
keenakan. Benar benaredan! Bagaimana mungkinaku bisa seliar ini? Bahkan
akumerasa sperma itu begituenak dan gurih, apakah ini karena aku mulai
ketagihanminum sperma? Mungkin saja,karena kini aku sudah taksabar lagi
menunggu Suwitoorgasme, karena aku inginsegera menjilati dan menyedot
sperma lagi. Makasetelah penis Joni selesaikuoral sampai bersih,
akusegera menggerakkanpinggulku menyambuttusukan demi tusukan Suwito,
dan benar saja, taksampai 10 menit Suwito sudahmenggeram. Ingin
akumemintanya keluar dimulutku, namun aku takutdianggap tidak adil
karena tadi Joni sudah keluar didalam. Maka aku diam saja,membiarkan
Suwitomemuaskan hasratnya untukmenyemprotkan spermanyadalam liang
vaginaku. Setelah kurasakan tak ada semprotanlagi, aku segera
mendorongtubuhnya sampai penisnyaterlepas dari jepitan liangvaginaku,
dan buru buru akuberkata, ”To, cepat sini…”. Suwito pun
segeramenghampiriku,membenamka n
penisnya kemulutku, dan aku segeramenyedot nyedot denganmemejamkan
mataku, merasakan tetes demi tetessperma yang teroleskan dilidahku.
Rasanya nikmatsekali, asin dan begitu gurih. Pak Arifin yang sempat
takkulihat batang hidungnya,kulihat kembali, sambilmembawa sebuah sendok
tehdan piring kecil. Aku takterlalu memperdulikan hal itu, dan terus
mengulum penisSuwito. Tiba tiba, akumelepaskan kulumanku,sambil melenguh
pelan karenamerasakan nikmat padaselangkanganku. Tak apa apa, toh penis
Suwito sudah bersih.Tapi bukan itu yang haruskupikirkan, maka aku
melihatada apa denganselangkanganku. Ternyatapak Arifin sedang
menyendoki lelehan spermayang bercampur cairan cintayang mengalir keluar
darivaginaku, dan ditadahidengan piring kecil tadi. Akuhanya diam
menahan nikmat, ketika sendok kecil itumengorek ngorek vaginakudengan
lembut, seolahmenyendoki cairan cintakudan sperma sperma dari Jonidan
Suwito. Setelah cukup lama, mungkin setelahvaginaku sudah tak
terlalubecek lagi, pak Arifin berkata,“Non Eliza, non suka peju ya?Saya
suapin peju mau ya?”.Aku dengan sedikit malu, mengangguk pelan, dan
pakArifin mulai menyuapikudengan lembut sepertimenyuapi anaknya
yangsedang sakit. Kembali akumerasakan sperma yang bercampur cairan
cinta.Suapan demi suapan cairanyang gurih dan nikmat inimembuat aku tak
begitu laparlagi meskipun aku ingat akubelum makan pagi. Setelah jatahku
habis, pak Arifinmulai bersiap menggenjotku,sambil bertanya, “Non
Eliza,non mau nggak kalau nantisaya mengeluarkan pejudalam mulut non?”.
Aku mengangguk senang,kemudian melebarkanselangkanganku selebarlebarnya,
karena aku ingatpenis pak Arifin ini berukuranraksasa. Kurasakan penis
itu sudah mulai melesak sedikit,dan gairahku langsung naikcepat. Apalagi
Joni danSuwito ikut menyusu padapayudaraku dengan remasanremasan kecil.
“Aduh… oooh…”, erangkuantara sakit dan nikmat. Tetapsaja ada rasa sakit
yangmelanda vaginaku, karenaukuran penis pak Arifinsangat besar. Tapi
kini aku bisa lebih cepat beradaptasi,dan mulai mengimbangigenjotan
sopirku ini. setelahrasa sakit itu lenyap, akumulai mendesah danmelenguh
keenakan. Penis itu seolah menancap begitu erat,sehingga ketika pak
Arifinmenarik penisnya, seolahvaginaku yang menjepitpenisnya ikut
tertarik, dantubuhku terangkat sedikit. Namun ketika penis
itumenghunjam, rasanyavaginaku serasa sedangdimasuki daging keras
yangbesar hingga sesak sekali. Taksekeras punya Joni memang, tapi masih
keras untukukuran orang seumur pakArifin. Dan cukup keras untukmembuat
aku serasamelayang ke awang awing.Rasa nikmat ini akhirnya membuat aku
orgasme,kembali kakiku melejanglejang membuat jepitanvaginaku pada penis
pakArifin makin erat, dan inimembuat pak Arifin kelabakan, penisnya
berkedutkedut. Ia segera menarikpenisnya lepas dari vaginakudengan
tergesa gesa, dansegera membenamkanpenisnya dalam mulutku. Segera
semprotan spermanyayang juga terasa asin dangurih,
membasahikerongkonganku. Aku terusmelahap sperma itu, menjilatidan
mengulum penis itu hingga bersih. Aku sudah takmerasa lapar lagi
setelahsarapan sperma dan cairancintaku sendiri. Merekabertiga akhirnya
dudukmengatur nafas mereka yang masih memburu. Joni yangpaling duluan
pulih, namunsesuai janji mereka, ini hanyasatu ronde. Tiba tiba
Sulikahdatang terburu buru sambilmembawa celana dalam dan celana panjang
satin pasanganbaju tidurku. “Non, kakaknyanon sudah pulang. Cepetannon,
pakai ini dan kembali kekamar non”, seru Sulikah agakpanik. Aku juga
ikut panik, segera memakai celana dalamdan celana panjang ini,kemudian
berlari kembali kekamarku. Yang lain jugasegera memakai bajunyamasing
masing, kemudian segera keluar dari kamartempat kami pesta sexbarusan,
seolah olah sedangbekerja seperti biasa. Untung Sulikah memberitahutepat
pada waktunya, akusudah di dalam ruang makanketika kudengar deru
mesinmobil kokokku di garasi.Rupanya dosen yang mengajar mata kuliahnya
pagiini tidak datang. Aku naiktangga dengan jantungberdegup kencang,
akhirnyasampai juga aku ke dalamkamarku yang kulihat sudah rapi, pasti
Sulikah yangmerapikan. Sempat kulihatjam, ternyata sudah jam 09:30.Dan
aku segera masuk kekamar mandi, membersihkantubuhku dari keringatku dan
keringat 3 orang tadi, jugavaginaku kucuci bersih,hingga terasa kesat.
Mungkinkarena cuma 1 ronde,tubuhku tak terlalu lelah.Selesai mandi, aku
mengeringkan tubuhkusambil memastikan tak adatanda tanda aku baru
sajabermain sex dengan mereka.Lalu aku memakai baju santai,dan turun ke
ruang makan. Di sana sudah menunggukokoku, yang membawakanaku nasi
campur di dekatsekolahnya, kesukaanku. Yah,kebetulan deh. Aku kanbelum
makan pagi, cuma sarapan sperma dari merekabertiga tadi. Aku
memelukkokoku senang, dan berkata,“thank you ya kokoku yangbaik”. Kokoku
tertawa danmenggodaku, “Iya me. Tapi baik kalau bawain makananaja ya?
Kalau nggak jadinggak baik?”. Aku memukullengannya manja, lalu kamimakan
bersama. Kami ngobrolkesana kemari, dan tak terasa akhirnya selesai
juga kamimakan. Kokoku kembali kekamarnya, mungkin mainkomputer. Aku
juga kembalike kamarku, mempersiapkandiri ke sekolah. Sekarangsudah jam
10, aku biasanya berangkat jam 11:30. masihada satu setengah jam
lagi,aku menyiapkan seragamku,putih abu abu. Juga tassekolahku, yang
membuatkuteringat tentang obat perangsang itu. Lalu akumenyisir rambutku
rapi, danduduk manis di ranjangku.Sambil menunggu, akumenelepon
temanku, dankami ngobrol sampai tak terasa sudah waktunya akuharus
berangkat. Setelahberpamitan, aku mengenakanseragam sekolahku,
laluberpamitan pada kokoku, danturun ke garasi. Seperti biasanya, pak
Arifinmenawarkan diri untukmengantarku, tapi kutolakhalus karena aku
inginmenyetir mobil sendiri. Dalamperjalanan, aku mengingat ingat
kejadian pagi ini, danmembayangkan besok akuharus melayani merekabertiga
lagi karena kokokukuliah pagi sampai siang.Hmm, sarapan sex tiap pagi
sebelum ke sekolah? akumenggelengkan kepala takhabis pikir, bisa bisanya
adapembantu plus sopir yangmemakai tubuh anakmajikannya. Entahlah, yang
lebih gila lagi, anakmajikannya ini tak merasakeberatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar